Para ahli satwa liar telah menuduh sebuah taman laut membunuh seekor lumba-lumba, setelah membiarkan sebuah acara dengan musik memekakkan telinga diselenggarakan selama dua hari, dan hanya beberapa meter dari kolam tempat mamalia tersebut hidup.
Shadow, seekor lumba-lumba berusia delapan tahun ditemukan tewas setelah menjadi bingung dan tertekan pasca digelarnya sebuah acara dengan musik techno dekat kolamnya.
Para aktivis sebelumnya telah memperingatkan pihak pemegang lisensi di Lipperswil, Swiss, bahwa lumba-lumba akuarium Connyland tersebut dapat terpengaruh stress karena berada dalam jarak yang sangat dekat dengan acara tersebut.
Namun Kantor Hewan dari otoritas daerah berpendapat bahwa fasilitas mana pesta itu berlangsung telah dibangun sedemikian rupa, sehingga suara dari luar tidak akan mengganggu para lumba-lumba. Tapi para aktivis mengklaim pesta yang berlangsung selama dua hari itu diperkirakan telah mempengaruhi sistem kekebalan tubuh para lumba-lumba, yang berujung pada kematian Shadow.
Diketahui, para aktivis hewan dari Jerman dan Swiss, berada di tempat tersebut pada malam pesta dilakukan, dan melakukan protes terhadap pesta ang mereka anggap sebagai kekejaman terhadap binatang.
Diketahui, para aktivis hewan dari Jerman dan Swiss, berada di tempat tersebut pada malam pesta dilakukan, dan melakukan protes terhadap pesta ang mereka anggap sebagai kekejaman terhadap binatang.
Aktivis dari organisasi ProWal Jerman dan Komunitas Perlindungan Paus dan Lumba-lumba, telah merekam suara dari pesta dan menemukan getaran dari kebisingan bisa dirasakan di luar taman tersebut, dan dapat didengar oleh lumba-lumba.
“Kami mencatat tingkat kebisingan lebih dari 100 desibel di luar taman dan jauh dari daerah partai. Kami tahu pesta berlangsung dekat dengan kandang lumba-lumba.” tutur Andreas Morlok dari ProWal.
Musik techno dari pesta selama dua hari ini diduga menjadi penyebab kematian Shadow
Sebelum acara dimulai para aktivis memperingatkan tingkat kebisingan dan kerusakan yang dapat ditimbulkan terhadap para lumba-lumba, dan memaksa acara tersebut dibatalkan.
“Beberapa hari setelah acara, Shadow menjadi sangat gelisah. Pelatih mencoba untuk menenangkannya tapi hanya beberapa menit kemudian lumba-lumba itu berhenti bernapas dan kemudian jantungnya berhenti berdetak. ” tambah Morlok.
Sementara itu, Presiden kelompok OceanCare, Sigrid Luber mengatakan bahwa hal ini tidak dapat diterima, dimana kesejahteraan hewan dikorbankan demi keuntungan semata.
“Ini adalah lumba-lumba ketujuh yang mati di taman hiburan dalam waktu hanya tiga tahun. Ini benar-benar tidak dapat diterima.” tegasnya.
“Kami memiliki bukti yang masuk akal untuk menyarankan bahwa tingkat kebisingan ekstrim dari pesta techno selama dua hari itu sangat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh lumba-lumba. Mereka adalah makhluk yang sangat sensitif.” tutur Jurgen Ortmuller dari Komunitas Perlindungan Paus dan Lumba-lumba.
Pihak Connyland, yang menyangkal telah melakukan kesalahan, telah meminta otopsi dilakukan kepada mayat Shadow untuk mengetahui penyebab kematian sebenarnya lumba-lumba tersebut .
“Saya ada di sana dan kebisingan tidak akan mempengaruhi hewan. Kau nyaris tidak bisa mendengar apa-apa. Connyland memperhatikan perawatan hewan mereka dengan sangat serius dan hewan-hewan itu terlihat sangat sehat.” jelas dokter hewan Connyland.
Sumber:www.berita.manadotoday.com/lumba-lumba-taman-bahari-swiss-tewas-akibat-mendengar-musik-techno/10754.html
0 komentar:
Posting Komentar